Koran Sindo, 10 April 2007
Jangankan apresiasi, berdasarkan pengakuan sebagian guru,banyak di antara mereka yang masih terjebak pada pemenuhan kebutuhan dasar masing-masing. Tidak dapat dimungkiri,dengan kenyataan di atas, guru enggan ”menghambur-hamburkan” uangnya demi mempelajari ICT meskipun sebenarnya sangat berguna. Terlebih lagi, tidak adanya apresiasi khusus jika seandainya pun mereka mampu menguasai ICT.
Microsoft dan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tengah berkolaborasi meningkatkan penguasaan ICT serta peningkatan kesejahteraan bagi guru sekaligus. Caranya, pemerintah akan menentukan standar kompetensi ICT bagi guru-guru yang menguasai dan mengaplikasikan ICT dalam proses belajarmengajar di kelasnya. Standar kompetensi ICT mendorong guru untuk mau mempelajari strategi proses belajarmengajar yang sesuai dengan tantangan di era teknologi informasi seperti sekarang ini.
Guru yang menguasai ICT dan mengaplikasikannya di kelas akan memperoleh kredit khusus yang dapat mendukung peningkatan karier serta kesejahteraannya. ”Guru yang sudah memenuhi standar kompetensi ICT berbeda dengan guru biasa karena mereka memiliki nilai lebih,” kata Ismail Syah, manajer program pendidikan Microsoft Indonesia. Hingga saat ini,Microsoft dan Depdiknas sudah merampungkan 99% konsep standar kompetensi ICT bagi guru.
Dengan reward seperti ini, guru-guru dari bidang studi apa pun didorong untuk mau mempelajari ICT serta mengaplikasikannya di kelas. Karena terbukti dengan pendekatan mengajar menggunakan ICT, minat serta antusias belajar siswa semakin besar. ”Prestasi tertinggi guru adalah bagaimana mereka dapat dengan mudah memberikan ilmunya kepada murid-murid,” kata Drs Sam Hyon MM, seorang pejabat Depdiknas dari Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Untuk mencapai prestasi tersebut,guru membutuhkan strategi yang sesuai perkembangan zaman, yaitu dengan menguasai ICT.
Karena, sekarang ini guru dihadapkan dengan siswa didik yang lahir di era informasi dengan perubahan sangat dinamis. Jika tidak mengantisipasi hal ini, bisa jadi guru tertinggal informasi dari anak muridnya sendiri. Sementara itu,di sisi lain Microsoft berperan dalam menyediakan materi ICT serta mendidik pelatih guru (master teachers) yang nantinya mengajarkan kembali ilmu ICT kepada guruguru lain di seluruh Indonesia melalui mediator Depdiknas.
Di bawah bendera Partners in Learning (PiL), Microsoft menggandeng guru-guru terpilih yang inovatif dari seluruh Indonesia.Guru-guru inovatif ini adalah mereka yang selama ini sudah aktif mengaplikasikan ICT dalam proses belajar-mengajar di kelas. Di bawah program ini juga,Microsoft menyertakan guru-guru ini ke ajang kompetisi guru-guru inovatif dari seluruh dunia.Awal Maret lalu, tiga guru inovatif Microsoft wakil Indonesia diikutsertakan dalam Konferensi Regional Asia Pasifik Guru Inovatif 2007 di Siem Reap,Kamboja.
Dari ketiga guru yang dikirim,yaitu Eka Munawaroh dari MTsN Tangerang II, Sugiharsih dari SMA Negeri 67 Jakarta,hanya Asep Zaenal Rahmat dari SMA Negeri 5 Bogor yang berhasil menerima penghargaan dari ajang ini. Dengan software buatannya serta metode mengajar menggunakan ICT di kelas, dia mampu mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional.
Sumber : SINDO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar