Ubah Style Mengajar dari Blackboard ke Keyboard
DI tengah upaya peningkatan mutu pendidikan nasional, Microsoft berkomitmen membantu dengan cara meluncurkan sebuah program peningkatan dan optimalisasi potensi kemampuan guru dalam bidang teknologi informasidankomunikasi(ICT).
Hal ini didasarkan pada kebutuhan para guru dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman,yang penguasaan ICT dianggap mampu menunjang kegiatan belajar mengajar guru dan siswa. Salah satu cara yang ditem- puh Microsoft dengan mengembangkan program yang diberi nama Partners in Learning (PiL). Program yang baru efektif berjalan pada periode awal 2004 ini mengembangkan kemitraan strategis dengan pihak berwenang di pemerintahan, terutama Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
Program ini bukan bertujuan mengubah guru menjadi seorang pakar di bidang ICT,tetapi lebih kepada mengubah gaya atau metode mengajar guru. Seperti penjelasan Ismail Syah,manajer Program PiL Microsoft di Indonesia, yang menyatakan, ”Kami berupaya mengubah style (gaya) mengajar guru,yang awalnya masih menggunakan blackboard atau whiteboard menjadi menggunakan keyboard.” Maksudnya, guru didorong untuk lebih meningkatkan potensi pemanfaatan ICT dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Ismail menyayangkan jika komputer di sekolah hanya dipergunakan sebagai pengganti mesin ketik tradisional.Padahal, sebenarnya komputer dapat dioptimalkan untuk membantu guru menyusun materi ajar yang lebih menarik minat siswa. Terlebih lagi, di era kemajuan teknologi informasi yang sangat kompleks seperti sekarang, guru dituntut untuk dapat mengantar siswa menghadapi tantangan perkembangan zaman yang bergerak demikian cepat.
Jadi, selain memudahkan kerja guru dan menarik minat siswa, penggunaan ICT dalam kelas juga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik guru maupun siswa. Dalam mengembangkan program yang baru berjalan 3 tahun ini,Microsoft telah menggandeng banyak guru inovatif serta instansi pemerintah terkait, yaitu Depdiknas. Beberapa guru yang selama ini telah berada dalam pembinaan program PiL ini, di antaranya Asep Zaenal Rahmat dari SMAN 5 Bogor, Eka Munawaroh dari MTsN Tangerang II, dan Sugiharsih dari SMAN 67 Jakarta.
Pekan lalu, tepatnya 28 Februari hingga 2 Maret 2007,di bawah bendera PiL,Microsoft mengadakan sebuah ajang tingkat regional Asia Pasifik yang bertujuan mempertemukan para guru yang telah dibina di bawah naungan program ini.Ajang ini bertajuk ”Konferensi Regional Asia Pasifik Guru Inovatif 2007” di Siem Reap,Kamboja. Secara global,konferensi guru inovatif ini merupakan bagian dari rencana pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDG) 2015 dari PBB. Beberapa poin MDG,di antaranya mengurangi jumlah angka kemiskinan, mencegah penyebaran AIDS,pemenuhan kebutuhan pendidikan dasar. Dengan menggandeng Depdiknas, Microsoft bertujuan meningkatkan melek teknologi siswa melalui guru-guru yang sudah terlebih dahulu melek teknologi.
Konferensi tahunan ini melibatkan sekitar 16 negara dari kawasan Asia Pasifik (Bangladesh, Brunei Darussalam, Filipina, Hong Kong,Indonesia,India,Jepang, Kamboja,Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Sri Lanka, Singapura, Thailand, Taiwan, dan Vietnam) serta delapan negara non-Asia Pasifik (Amerika Serikat, Australia, Denmark, Inggris,Kanada,Prancis, Selandia Baru,dan Republik Ceko). Peter Moore,direktur pelaksana sektor publik Microsoft Regional Asia Pasifik, dalam konferensi pers di Kamboja menjelaskan,
”Kemitraan Microsoft dengan UNESCO sudah mencapai tahap pemberian dukungan dan bantuan bagi guru dan pengajar di kawasan Asia Pasifik dalam memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi (ICT).” Mewakili UNESCO,Sheldon Shaeffer, direktur UNESCO Biro Pendidikan Kawasan Asia Pasifik, mengungkapkan, ”ICT memberi harapan serta kekuatan bagi masyarakat, baik di negara- negara maju maupun di negara- negara berkembang. ICT merupakan sektor penting dalam aktivitas ekonomi serta setor- sektor lain.”(tri subhki r - Koran Sindo)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar