Ketika Guru Mengajar dengan Komputer Jinjing



JAKARTA- Bagaimana jika guru sekolah memboyong komputer jinjing dan proyektor LCD ke dalam kelas? Itulah yang dilakukan oleh Asep Zaenal Rahmat, guru matematika SMU Negeri 5 Bogor. Untuk mengajarkan rumus-rumus ilmu pasti, lelaki ini rela menggunakan laptop pribadinya. "Lebih menyenangkan. Siswa jadi lebih tertarik untuk mempelajari matematika bahkan yang ke tingkat tinggi sekalipun," ujar Asep yang menggunakan Internet sebagai basis pembelajaran pada siswanya sejak 1998. Penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika sangat membantu.Ia kini lebih mudah dan lebih cepat dalam menggambarkan sebuah benda dengan ruang tiga dimensi (3D). Demikian juga dengan menggambar grafik yang sebelumnya sulit dan lama menjadi mudah dan cepat, variatif serta menarik bagi siswa. Asep bahkan membuat sendiri media pembelajaran dalam bentuk audio visual dengan aplikasi Power Point dan sejenisnya sampai 60 persen. Selain Asep, ada juga guru kimia SMU Negeri 67 Jakarta, Rahayu Ningsih, yang mengaktifkan siswa-siswanya untuk melakukan browsing tentang kasus lumpur Lapindo untu mempelajari kandungan kimia. Rahayu sendiri mengenal Teknologi Informasi (TI) sejak Februari 2003 saat ia mengikuti pelatihan guru Regional Centre og Education in Science and Math (RECSAM) yang diadakan kementerian bidang pendidikan dari 10 negara, South East Asia Minister of Education Organization (SEAMEO). Asep dan Rahayu adalah contoh para guru yang mengikuti program Partners in Learning (PIL) Microsoft. Dengan program ini, keduanya diberangkatkan ke ajang World Wide Innovative Teacher Forum di Philadelphia, Amerika Serikat (AS), November ini. Selain Asep dan Rahayu, ada Kwarta Adimprhana dari SMK Negeri 4 Malang. Ketiganya lolos seleksi di antara 20.000-an guru seluruh Indonesia. Kesenjangan DigitalProgram PIL telah diimplementasikan di Indonesia sejak 2003 silam. Program ini mencakup tiga kegiatan, Fresh Start, Learning Grant dan Achool Agreement. Yang diikuti oleh Asep dan Rahayu tergolong Learning Granst. Program Fresh Start merupakan program donasi dari Microsoft berupa sistem operasi Windows 98 untuk komputer yang telah dimiliki sekolah. Program Learning Granst adalah donasi untuk para guru dalam bentuk training, sedangkan School Agreement adalah program lisensi khusus aplikasi Microsoft untuk pendidikan dengan harga khusus. Hingga saat ini, tercatat ada 8.678 sekolah yang mengikuti PIL. "Melalui program PIL, kami ingin menjembatani kesenjangan digital yang ada di Indonesia, terutama di sekolah tingkat menengah dan atas," ujar Ismail Syah, Education Program Manager PT. Microsoft Indonesia. "Kami ingin agar proses belajar tidak hanya dijalankan oleh para murid, namun juga oleh guru sebagai pengajar. Dengan program Teacher Learning kami ingin agar profesionalisme guru dapat terus meningkat sesuai era globalisasi." (sumber: merry magdalena-SINAR HARAPAN, 14 Juni 2007)

Tidak ada komentar: