Asep Zaenal Rahmat, Membuat Matematika Menjadi Mudah

Kembali




Anak sekolah tentu mengatahui apa yang disebut dengan ilmu pasti. Matematika, Fisika, dan Kimia, adalah tiga diantaranya. Bagi sebagian siswa, dari generasi ke generasi, mungkin ketiga pelajaran tersebut bukanlah menjadi pelajaran favorit.
Selain terkesan sulit, biasanya guru-guru pengajar ilmu pasti cenderung dianggap tidak menyenangkan.
Hal tersebut diakui pula oleh Asep Zaenal Rahmat, Guru Matematika SMA Negeri 5 Bogor. Menurut pengalamannya, pelajaran Matematika seringkali tidak disukai oleh para murid. Sehingga, bila guru berhalangan masuk kelas, misalnya, justru mungkin hal itu akan menjadi berita bagus bagi murid-muridnya. '
Ilmu Matematika itu sangat penting untuk dikuasai, dan pasti akan berguna sampai kapan pun. Kenyataan bahwa Matematika dikesankan sebagai suatu pelajaran yang sulit, dan tidak menyenangkan, lanjut Asep, harus dirubah. ''Perubahan itu bukan diawali dari siswanya, melainkan gurulah yang harus aktif berinovasi dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga menjadi lebih menyenangkan,''kata Asep, di Jakarta (22/11).
Kesadaran akan hal itu, lanjut Asep, membuatnya tertantang untuk mencari tahu bagaimana membuat siswa supaya lebih tertarik terhadap Matematika. Serta, bagaimana memotivasi siswa agar memiliki keinginan yang besar untuk belajar Matematika. ''Cara yang saya lakukan adalah memasukan unsur teknologi informatika (TI) dalam proses belajar-mengajar Matematika,''kata guru yang menjadi salah satu pengajar terpilih memperoleh kesempatan dari Microsoft untuk mengikuti World Wide Innovative Teacher Forum di Amerika Serikat, awal November 2006 lalu.
Sebenarnya, memasukan unsur TI dalam mempalajari Matematika tidaklah sulit. Terpenting, guru 'melek' TI, dan memiliki keinginan untuk berinovasi. ''Sebenarnya TI dan Matematika dapat saling berkait satu sama lain. TI dapat digunakan sebagai 'alat' untuk membuat Matematika terlihat lebih mudah, dan menyenangkan,''terangnya. Bila dulu belajar Matematika hanya mengandalkan rumus-rumus yang terdapat dalam buku pelajaran, sekarang hal itu dapat lebih dideskripsikan melalui komputer. ''Sebagai contoh, dengan penggunaan fasilitas TI pada pelajaran Matematika, Ia bisa menggambarkan sebuah benda dengan ruang dimensi tiga, ataupun menggambarkan grafik, menjadi lebih mudah, dan cepat,''paparnya.
Sebenarnya, pengemasan Matematika ke dalam unsur TI dapat menggunakan sistem yang sederhana. Misalnya saja, dengan menggunakan Power Point. Meski hanya menggunakan Power Point, lanjutnya, Ia berupaya untuk memaksimalkan program tersebut untuk mengemas materi pelajaran Matematika sehingga menjadi lebih menarik untuk dilihat, dan mudah untuk diikuti oleh siswa. Terpenting, tambahnya, siswa menjadi terpancing untuk belajar Matematika, dan siswa dapat merasakan nikmatnya belajar Matematika. Tetapi untuk itu, memang tidak murah. Ia mengaku pihaknya harus memfasilitasi diri dengan Notebook untuk mengajar di kelas. Sementara pihak sekolah, memfasilitasi ruang kelas dengan layar LCD. (Sumber: Harian Republika)

Tidak ada komentar: